![]() |
|
Home | News | Opinion | Contact Us |
||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Jl. Kelapa Hijau - Bukit Indah Sukajadi - Batam 29642 | SEARCH:
|
|||||||
SVD Batam | SOVERDIA (Awam SVD) | Pelayanan Kitab Suci | Pelayananan Internasional | Liturgi dan Devosi | Tirta Wacana |
---|
![]() |
OPINI | "Aku sepenuhnya menyerahkan diriku kepada kehendak Tuhan dan membiarkan Ia mewujudkan keinginanNya atas diriku. Jika Ia mengijinkan sesuatu yang lebih berat menimpa diriku, aku masih tetap siap sedia dan menerima semuanya dari tanganNya " (Arnoldus Janssen) |
![]() |
---|---|---|---|
|
|
![]() |
EKO PASTORAL: |
||
---|---|---|---|
oleh Aurelius Pati Soge*) |
halaman 3 dari 3 |
||
4. Ekologi dan pemberdayaan KBG Berbicara tentang pastoral ekologi tidak bisa terlepas dari pemberdayaan Komunitas Basis Gerejawi (KBG) sebagai cara hidup menggereja yang diadopsi oleh Keuskupan Pangkal-pinang. Maka eko-pastoral yang belum terlalu populer dan meluas ini perlu perlahan-lahan mulai diintegrasikan ke dalam kehidupan KBG. Pada tingkatan ini, KBG-KBG kita jelas tidak berhadapan langsung dengan problematika teknis lingkungan hidup yang sangat kuat dipengaruhi oleh ekonomi pasar global yang kuat dikuasai oleh kaum pemilik modal. Akan tetapi dampak langsung dari sistem global ini di-alami oleh umat-umat sederhana di KBG. Maka, kendatipun pola pastoral ini bersikap internal dan lokal, wawasan global haruslah dibawa masuk ke lingkungan umat kita, untuk membangun suatu eco-awareness sehingga di tengah mereka berlangsung penyerapan nilai-nilai iman dan moral Kristiani di bidang ekologi. Untuk pertemuan ini kami menganjurkan beberapa bentuk konkrit yang perlu dikembangkan lebih lanjut. 4.1. Tanggapan kontemplatip asketik . Topik ekologi hendaknya di bawa ke dalam ranah pendalaman iman, seperti perayaan-perayaan liturgi, pendalaman iman, sharing Kitab Suci, katekese, dan pertemuan-pertemuan pastoral umat lainnya. Dengan membawa isu ekologi ke dalam ranah spiritual, umat diajak untuk merenungkan, memahami dan me-nempatkan diri pada posisi yang benar di tengah seluruh ciptaan. Ketika kesadaran diri berjalan dengan baik, pertobatan akan berlangsung dengan sendirinya, sehingga terjadi proses pemurnian suara hati. Di sini manusia menghantar dirinya menuju kondisi hati yang murni yang sanggup memandang wajah Allah. “Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah”, demikian kata Yesus dalam kotbah di bukit (Mat 5:8). Selain itu, kesadaran akan posisi dan hakekat diri membuat manusia dapat membeda-bedakan mana eksplorasi alam demi kebutuhan manusia dan mana eksploitasi alam demi keserakahan ekonomi pasar. Secara tidak langsung umat didorong untuk menjauh dari konsumerisme, narkotika, rekayasa genetika, aborsi, dan kejahatan-kejahatan sosial lain yang bertumbuh seiring dengan nilai-nilai instant modern. Tanggapan kontemplatip asketik ini boleh dikatakan sebagai dimensi ad-intra dari eko-pastoral yang kita sadari dan kita promosikan sebagai satu subyek pastoral aktual di Keuskupan kita. 4.2. Tanggapan profetis (kenabian) . Bagian terberat dan paling menantang dari eko-pastoral kita ialah tanggapan kenabian, ketika kita dituntut untuk menentang kelaliman dan keserakahan dunia yang memanipulasi sumber daya alam untuk memenuhi kesekarahan ekonomi pasar. Sebagaimana para nabi di jaman Perjanjian Lama, bahkan Yesus sendiri di jaman Perjanjian Baru, menyerukan keadilan dan siap menanggung segala konsekuensi dari seruan kenabian itu, Gereja masa kini pada umumnya dan ke-uskupan kita pada khususnya ditantang untuk menyerukan penghormatan pemulihan kepada martabat lingkungan hidup sebagai ciptaan Tuhan. Konsekuensi dari seruan ke-nabian ialah dilawan oleh dunia yang agendanya digugat. Maka kerygma di bidang ini mungkin membuka pintu kepada martyria gereja dalam skala yang paling praktis ketika ekonomi pasar dan perangkat-perangkat pendukungnya dengan cara langsung atau tidak langsung berusaha menyingkirkan gereja dari kehidupan masyarakat. Untuk itu konsolidasi umat perlu dimulai dari KBG-KBG kita.
Apa yang dikemukakan di sini hanya sekedar satu sharing iman untuk pertemuan pastoral di Dekenat Utara sebagai langkah animasi internal untuk menumbuhkan kesadaran baru tentang pentingnya memulai pastoral ekologi di tempat kita masing-masing. Para petugas pastoral hendaknya tidak bersikap indiferen tetapi memiliki kesadaran akan urgennya masalah ini dan paling kurang mulai memikirkan langkah-langkah apa yang akan diambil dalam rencana pastoral setempat. Semoga sharing singkat ini menjadi pemicu untuk refleksi lebih lanjut di tingkat KBG, paroki dan keuskupan.
|
|||
*) Dipresentasi pada hari studi para imam se Kevikepan Kepulauan Riau, 14 Agustus 2012. |
All stories by TIRTA WACANA Team except where otherwise noted. All rights reserved. | design: (c) aurelius pati soge |