Jl. Kelapa Hijau - Bukit Indah Sukajadi - Batam 29642
SEARCH:

                 
  SVD Batam SOVERDIA (Awam SVD) Pelayanan Kitab Suci Pelayananan Internasional Liturgi dan Devosi Tirta Wacana  
         
Firman Tuhan untukku hari ini...
 
Betapa dalamnya Sabda Alkitabiah.
Semoga kita memperlakukannya dengan penghargaan yang tinggi (St. Arnoldus Janssen
)
 
  Yesus naik ke dalam sebuah perahu, yaitu perahu Simon, menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu IA duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai, Ia berkata kepada Simon, "Bertolaklah ke tempat yang lebih dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." Simon menjawab, "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." (Luk 5:3-5)  
   
   
 
 
Januari 2018
  Masa Biasa Pekan 4
 
REFLEKSI BULAN INI
Mg
Sn
Sl
Rb
Km
Jm
Sb
  1 2 3 4 5
28 29 30 31      

Selasa, 30 Januari 2018
 
  St. Gerardus, pengaku iman  
 
UJUD GEREJA INDONESIA:
"Semoga Gereja menaruh perhatian serius dan mengambil
langkah nyata untuk mengatasi masalah di mana banyak anak
muda Katolik ragu, goyah dan akhirnya meninggalkan iman."
 
 
 
2 Sam 18:9-10.14b.24-25a.30; 19:1-3 | Mzm 86:1-6 | Mrk 5:21-43

Daud meratapi kematian Absalom (2 Sam 18:9-10.14b.24-25a.30; 19:1-3)

Waktu melarikan diri, Absalom bertemu dengan anak buah Daud. Saat itu Absalom sedang memacu bagalnya. Ketika bagal itu lewat di bawah jalinan dahan-dahan pohon terbantin yang besar, tersangkutlah rambut kepala Absalom pada pohon tarbantin itu, sehingga ia tergantung antara langit dan bumi, sedang bagal yang ditungganginya berlari terus. Seseorang melihatnya lalu memberitahu Yoab, katanya, “Aku melihat Absalom tergantung pada pohon tarbantin.” Lalu Yoab mengambil tiga lembing dalam tangannya dan ditikamkannya ke dada Absalom.
Waktu itu Daud sedang duduk di antara kedua pintu gerbang, sementara penjaga naik ke sotoh pintu gerbang itu di atas tembok. Ketika ia melayangkan pandangannya, dilihatnyalah orang datang berlari, seorang diri saja. Berserulah penjaga memberitahu raja. Lalu raja berkata kepada Ahimaas, “Pergilah ke samping, beridirilah di situ.” Ahimaas pergi ke samping dan berdiri di situ. Kemudian tibalah orang Etiopia itu. Kata orang Etiopia itu, “Tuanku Raja mendapat kabar yang baik, sebab Tuhan telah memberi keadilan kepadamu pada hari ini! Tuhan melepaskan tuanku dari tangan semua orang yang bangkit menentang Tuanku.” Tetapi bertanyalah Raja Daud kepada orang Etiopia itu, “Selamatkah Absalom, orang muda itu?” Jawab orang Etiopia itu, “Biarlah seperti orang muda itu musuh Tuanku Raja dan semua orang yang bangkit menentang Tuanku untuk berbuat jahat.”
Maka terkejutlah raja! Dengan sedih ia naik ke anjung pintu gerbang lalu menangis. Dan beginilah perkataannya sambil berjalan, “Anakku Absalom, anakku! Ah, anakku Absalom, sekiranya aku boleh mati menggantikan engkau! Absalom, Absalom, anakku!” Lalu diberitahukan oranglah kepada Yoab, “Ketahuilah, raja menangis dan berkabung karena Absalom.” Pada hari itulah kemenangan menjadi perkabungan bagi seluruh tentara, sebab pada hari itu tentara mendengar orang berkata, “Raja bersusah hati karena anaknya.” Maka pada hari itu tentara Israel masuk kota dengan diam-diam, seperti tentara yang kena malu karena melarikan diri dari pertempuran.

 
BERBAGAI perang dikobarkan dengan alasan yang berbeda-beda. Ada negara yang tidak punya pilihan karena diinvasi oleh negara lain. Perjuangan mereka perlu didukung. Ada yang berperang karena perhitungan hegemoni politik dan ekonomi. Tak ada alasan mendukungnya. Ironisnya, ketika kerusakan hebat sudah menimpa berbagai pihak, dilakukanlah proses perdamaian. Andaikata proses itu dilakukan sebelum perang, tak perlulah ada korban nyawa dan harta. Luka sosial itu sulit disembuhkan.

PEMBERONTAKAN Absalom berakhir dengan kegagalan. Tentara Daud berhasil mengalahkannya, sehingga ia terpaksa melarikan diri. Dalam pelariannya itu, ia pun mati dibunuh, ketika rambutnya yang panjang membuatnya tersangkut di pohon tarbantin. Yang perlu dilihat di sini adalah reaksi Daud. Ia memerintahkan tentara memadamkan pemberontakan. Namun ketika Absalom dieksekusi, ia merasa kehilangan dan meratapinya. Bagi saya, reaksi Daud adalah sebuah penyesalan diri. Jika tidak ada pemberontakan, jika ada proses damai, tidak perlu ada korban nyawa. Hidup adalah hadiah Tuhan yang harus dipelihara. Bagi Yesus, puteri Yairus itu anugerah hidup. Berkat iman Yairus, Yesus bisa menunjukkan keberpihakan Allah kepada anugerah kehidupan. Manusia tak berhak mengambilnya.

DALAM DUNIA masa kini , kita menyaksikan gerakan sekular yang mempromosikan budaya kematian. Gerakan tersebut menolak segala nilai yang merujuk ke kehidupan. Tak ada Tuhan, tak ada jiwa, tak perlu spiritualitas, tak perlu nilai moral yang merujuk ke keilahian. Di dalam iklim tersebut, hidup tidak dipandang sebagai sesuatu yang sakral, tetapi sekedar fenomena alamiah, hanya dihargai kalau bermanfaat secara jasmaniah. Ekonomi memegang peranan kunci, maka manusia yang tak bernilai ekonomi tak perlu dihargai. Kita perlu kembali ke pengalaman Yesus, betapa penting nilai hidup di mata Tuhan. (ap)

Semoga berkat pencerahan rahmat-Mu, ya Tuhan, kami bergetak tak kenal lelah, melindungi kehidupan yang Kauanugerahkan kepada kami. Amin!

© 2018 twm

Mazmur Tanggapan (Mzm 86: 1-2.3-4.5-6; R: 1a)

Ref: Sedengkanlah telinga-Mu, ya Tuhan, dan jawablah aku.

  1. Sedengkanlah telinga-Mu, ya Tuhan, dan jawablah aku, sebab sengsara dan miskinlah aku. Peliharalah nyawaku, sebab aku ini orang yang Kaukasihi, selamatkanlah hamba-Mu yang percaya kepada-Mu.
  2. Engkau adalah Allahku, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari. Buatlah jiwa hamba-Mu bersukacita, sebab kepada-Mulah, ya Tuhan, kuangkat jiwaku.
  3. Tuhan, Engkau sungguh baik dan suka mengampuni, kasih setia-Mu berlimpah bagi semua orang yang berseru kepada-Mu. Pasanglah telinga kepada doaku, ya Tuhan, dan perhatikanlah suara permohonanku.
 

Hai anak, Aku berkata kepadamu: Bangunlah! (Mrk 5:21-43)

Sekali peristiwa, setelah Yesus menyeberang dengan perahu, datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia. Ketika itu Yesus masih berada di tepi danau. Maka datanglah seorang kepala rumah ibadat yang benama Yairus. Ketika melihat Yesus, tersungkurlah Yairus di depan kaki-Nya Dengan sangat ia memohon kepada-Nya “Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati. Datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup.” Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya.
Adalah di situ seorang perempuan yang dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sampai habis semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya, malah sebaliknya keadaannya makin memburuk. Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus. Maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. Sebab katanya, “Asal kujamah saja jubah_nya, aku akan sembuh.” Sungguh, seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa badannya sudah sembuh dari penyakit itu. Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya. Maka Ia berpaling di tengah orang banyak itu dan bertanya, “Siapa yang menjamah jubah-Ku?” Murid-murid-Nya menjawab, “Engkau melihat sendiri bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu! Bagaimana mungkin Engkau bertanya, siapa yang menjamah Aku?” Lalu Yesus memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu. Maka perempuan tadi menjadi takut dan gemetar sejak ia mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya. Maka ia tampil dan tersungkur di depan Yesus. Dengan tulus ia memberitahukan segala sesuatu kepada Yesus. Maka kata Yesus kepada perempuan itu, “Hai, anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!”
Ketika Yesus masih berbicara, datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata, “Anakmu sudah mati! Apa perlunya lagi engkau menyusahkan Guru?” Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat, “Jangan takut, percaya saja!” Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorang pun ikut serta kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus. Dan tibalah mereka di rumah kepala rumah ibadat, dan di sana Yesus melihat orang-orang ribut, menangis dan meratap dengan suara nyaring. Sesudah masuk, Yesus berkata kepada orang-orang itu, “Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!” Tetapi mereka menertawakan Dia. Maka Yesus menyuruh semua orang itu keluar. Lalu ia membawa ayah dan ibu anak itu, dan mereka bersama-sama dengan Yesus masuk ke dalam kamar anak itu. Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, katanya, “Talita kum,” yang berarti, “Hai anak, Aku berkata kepadamu: Bangunlah!” Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub. Dengan sangat Yesus berpesan kepada mereka, supaya jangan seorang pun mengetahui hal itu. Lalu ia menyuruh mereka memberi anak itu makan.


HARI SEBELUMNYA  |  INDEX  |  HARI BERIKUTNYA
(Teks bacaan diambil dari Buku Bacaan Misale Romawi Indonesia, terbitan Obor, Jakarta)      


 
All stories by TIRTA WACANA Team except where otherwise noted. All rights reserved. | design: (c) aurelius pati soge