Jl. Kelapa Hijau - Bukit Indah Sukajadi - Batam 29642
SEARCH:

                 
  SVD Batam SOVERDIA (Awam SVD) Pelayanan Kitab Suci Pelayananan Internasional Liturgi dan Devosi Tirta Wacana  
         
Firman Tuhan untukku hari ini...
 
Betapa dalamnya Sabda Alkitabiah.
Semoga kita memperlakukannya dengan penghargaan yang tinggi (St. Arnoldus Janssen
)
 
  Yesus naik ke dalam sebuah perahu, yaitu perahu Simon, menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu IA duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai, Ia berkata kepada Simon, "Bertolaklah ke tempat yang lebih dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." Simon menjawab, "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." (Luk 5:3-5)  
   
   
 
 
Januari 2018
  Masa Biasa Pekan 2
 
REFLEKSI BULAN INI
Mg
Sn
Sl
Rb
Km
Jm
Sb
  1 2 3 4 5
28 29 30 31      

Senin, 15 Januari 2018
 
  St. Arnoldus Janssen, imam, pendiri SVD, SSpS, SSpSAP  
 
UJUD GEREJA INDONESIA:
"Semoga Gereja menaruh perhatian serius dan mengambil
langkah nyata untuk mengatasi masalah di mana banyak anak
muda Katolik ragu, goyah dan akhirnya meninggalkan iman."
 
 
 
1 Sam 15:16-23 | Mzm 50:8-9.16bc-17.21.23 | Mrk 2:18-22

Mengamalkan Sabda Tuhan lebih baik daripada kurban sembelihan. Maka Tuhan telah menolak engkau sebagai raja (1 Sam 15:16-23)

Setelah Raja Saul melanggar perintah Tuhan, Samuel berkata kepadanya, “Sudahlah! Aku akan memberitahukan kepadamu apa yang disabdakan Tuhan kepadaku tadi malam.” Kata Saul kepadanya, “Katakanlah!” Sesudah itu berkatalah Samuel, “Engkau ini kecil pada pemandanganmu sendiri! Meskipun demikian, bukankah engkau telah menjadi kepala atas suku-suku Israel? Bukankah Tuhan telah mengurapi engkau menjadi raja atas Israel? Bukankah Tuhan telah menyuruh engkau pergi dengan pesan: Pergilah, tumpaslah orang-orang berdosa itu, yakni orang Amalek; berperanglah melawan mereka sampai engkau membinasakan mereka? Mengapa engkau tidak mendengarkan suara Tuhan? Mengapa engkau menjarah rayah dan melakukan apa yang jahat di mata Tuhan?”
Lalu kata Saul kepada Samuel, “Aku memang mendengarkan suara Tuhan! Aku telah mengikuti apa yang disuruhkan Tuhan kepadaku. Aku membawa Agag, raja orang Amalek, tetapi orang Amalek sendiri telah kutumpas, Tetapi rakyatlah yang mengambil dari jarahan itu: kambing domba dan lembu-lembu terbaik dari yang seharusnya ditumpas itu; maksudnya mau dipersembahkan kepada Tuhan, Allahmu, di Gilgal.” Tetapi sahut Samuel, “Apakah Tuhan itu berkenan kepada korban bakaran dan kurban sembelihan, sama seperti Ia berkenan kepada pengamalan sabda-Nya? Sesungguhnya, mengamalkan sabda lebih baik daripada kurban sembelihan, menuruti firman lebih baik daripada lemak domba jantan. Camkanlah, perdurhakaan itu sama seperti dosa bertenung, dan kedegilan itu sama seperti menyembah berhala. Karena engkau telah menolak firman Tuhan, maka Tuhan telah menolak engkau sebagai raja.”

 
PETA POLITIK negara ini secara sistematis digiring ke pola politik identitas. Masyarakat terkotak-kotak menurut suku, agama, ras dan kelompok sosial lainnya. Yang paling efektip ialah agama karena mudah menyulut emosi dan mendorong fanatisme. Dalil agama dipakai bukan sebagai pedoman hidup tetapi sebagai alat meraih keuntungan politik, walaupun harganya ialah kegamangan dalam masyarakat. Orang-orang ini tidak peduli perintah Tuhan. Mereka bahkan menjadikan kehendaknya perintah Tuhan dan memaksakannya kepada orang banyak.

PERINTAH Tuhan kepada Saul jelas, basmilah orang Amalek dan kendalikan diri dari nafsu memperkaya diri. Pesan dasariah di sini ialah, basmilah akar kejahatan dan kendalikan diri dari hawa nafsu yang menghancurkan. Yang dilakukan Saul ialah membiarkan para prajurit memperkaya diri dengan harta rampasan. Dalih yang dia pakai ialah untuk membawa persembahan kepada Tuhan. Di sini Tuhan mengungkapkan, bahwa menuruti firman Tuhan itu lebih penting daripada membawa korban. Kritikan serupa dialamatkan Yesus kepada orang-orang Farisi. Mereka taat pada hukum puasa tapi mengabaikan pelayanan cinta. Yesus hadir dan mewujudkan pelayanan cinta. Para murid ada untuk mengambil bagian dalam pelayanan dan menikmati sukacita. Sukacita karena cinta Tuhan jauh lebih penting daripada hukum puasa.

ST. ARNOLDUS JANSSEN menanggapi kebutuhan misi Gereja dan mendirikan tiga kongregasi: SVD, SSpS dan SSpSAP. Salah satu bidang perhatian dalam misi ini adalah pelayanan bagi kaum miskin dan terpinggirkan. Walaupun bukan satu-satunya, pelayanan ini merupakan bentuk perhatian radikal terhadap orang-orang yang diabaikan. Tujuannya ialah agar mereka juga mengalami cinta Tuhan. Di sini para misionaris sering berhadapan dengan penguasa yang tidak adil. Mari kita berdoa bagi karya pelayanan ini, agar cinta Tuhan lebih diutamakan daripada semua tata aturan dunia yang lalai membawa cinta itu. (ap)

Singkirkanlah penghalang Sabda-Mu dari hati kami, ya Tuhan, agar kami hanya taat pada Sabda-Mu dan mewujudkan kehendak-Mu. Amin.

© 2018 twm

Mazmur Tanggapan (Mzm 50:8-9.16c-17.21-23; R: 23b)

Ref: Orang yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.

  1. Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum, sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku! Tidak usah Aku mengambil lembu dari rumahmu atau kambing jantan dari kandangmu.
  2. Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu, padahal engkau membenci teguran, dan mengesampingkan firman-Ku?
  3. Itulah yang engkau lakukan! Apakah Aku akan diam saja? Apakah kaukira Aku ini sederajad dengan kamu? Aku menggugat engkau dan ingin berperkara denganmu. Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai kurban, ia memuliakan Daku; dan siapa yang jujur jalannya akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.
 

Pengantin itu sedang bersama mereka (Mrk 2:18-22)

Waktu itu murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa. Pada suatu hari datanglah orang-orang kepada Yesus dan berkata, “Murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, mengapa murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka, “Dapatkah sahabat-sahabat pengantin pria berpuasa selagi pengantin itu bersama mereka? Selama pengantin itu ada bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. Tetapi waktunya akan datang pengantin itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang sudah tua, karena jika demikian, kain penambal itu akan mencabiknya; yang baru mencabik yang tua, sehingga semakin besarlah koyaknya. Demikian juga tak seorang pun mengisikan anggur baru ke dalam kantong kulit yang sudah tua, Karena jika demikian anggur tersebut akan mengoyakkan kantong itu, sehingga baik anggur maupun kantongnya akan terbuang. Jadi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula.”


HARI SEBELUMNYA  |  INDEX  |  HARI BERIKUTNYA
(Teks bacaan diambil dari Buku Bacaan Misale Romawi Indonesia, terbitan Obor, Jakarta)      


 
All stories by TIRTA WACANA Team except where otherwise noted. All rights reserved. | design: (c) aurelius pati soge